Thursday, March 29, 2007

AMERICAN CORNER UNDANG PAKAR TRAINER GENDER

HUMASWALISONGO. Senin (26/3) Perpustakaan IAIN Walisongo, Amercian Corner, mengundang Ms. Stephanie Lynn pakar trainer gender dari NDI (National Democratic Institute) dalam diskusi rutin. Sebelum Stephanie menyampaikan makalahnya tentang "Obstacle and Opportunities for Women in Politics" didahului opening ceremony dimana Drs. Imron Rosyadi, Kepala UPT Perpustakaan IAIN Walisongo, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Stephanie dalam diskusi kali ini. Juga tak ketinggalan ucapan terima kasih disampaikan kepada para tamu dan peserta diskusi. Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh American Corner, sehingga kami berharap semua pihak dapat memanfaatkan situasi ini untuk membuka dan mengembangkan wacana pemikiran tentang hal-hal kekinian, informasi aktual tentang berbagai persoalan terutama gerakan gender seperti pada meteri diskusi kali ini.
Disamping kepala perpustakaan, Rektor dalam membuka secara resmi acara diskusi ini menghendaki agar kita semua bisa memanfaatkan situasi seperti ini. Karena sharing sebagai media interaksi yang memunculkan dan mengembangkan cakrawala berpikir kita. Rektor juga mengucapkan terima kasih atas kesediaan Stephanie Lynn dalam memberikan materi pada diskusi rutin di American Corner. Ia juga menyampaikan bahwa American Corner di IAIN Walisongo lebih dinamis dan hidup dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakannya. Ini menunjukan keseriusan IAIN dalam mengambil sumber-sumber informasi untuk pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. "Disinilah maka dosen dan mahasiswa IAIN harus memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh IAIN Walisongo untuk pengembangan keilmuan dan wawasan intelektual", harapnya. Dilanjutkan dengan pembukaan secara resmi acara diskusi rutin.
Sementara itu Stephanie Lynn dalam menyampaikan makalahnya tentang arti penting peran wanita dalam perpolitikan di beberapa negara Asia terutama Indonesia, menyebutkan sangat minim prosentase peran kaum wanita dibanding dengan negara Asia lain seperti Afghanistan dan Vietnam. Wanita Indonesia banyak mengalami "tekanan" baik secara politik maupun dalam kehidupan sosial, ekonomi, kemasyarakatan dan bahkan agama. Untuk itu jika memang secara kualifikasi wanita memenuhi persyaratan baik teknis maupun administrasi mengapa tidak. Sehingga ia tidak saja berperan dalam lingkup tradisi wanita pada umumnya melainkan bisa berperan lebih. Katanya sambil disambut tepuk tangan meriah terutama dari kalangan peserta mahasiswi.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home