Tuesday, April 10, 2007

GUBERNUR RESMIKAN LABORATORIUM BAHASA

Dari kiri: KH. Masruri Mughni, Wagub Ali Mufiz, MPA dan Prof. Abdul Djamil
Saat peresmian penggunaan laboratorium bahasa
HUMASWALISONGO. "Walaupun secara explisit membantu PT (IAIN Walisongo) tidak disebutkan, tetapi Gubernur Jawa Tengah membuat kebijakan memberi bantuan kepada IAIN Walisongo untuk peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan. Tentunya ini akan berimplikasi bagi Jawa Tengah pada umumnya. Disinilah maka Gubernur merasa perlu untuk membantu IAIN dalam pengembangan pendidikan". Demikian seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah pada saat meresmikan penggunaan laboratorium bahasa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Jum'at (30/3). Sambutan dibacakan langsung oleh Wakil Gubernur Drs. H. Ali Mufiz, MPA di hadapan para hadirin yang saat itu memang berbarengan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad.
Peresmian bertempat di Masjid al-Fitrah Kampus II IAIN Walisongo dimana narasumber atau pembicara dalam peringatan tersebut adalah KH. Masruri Mughni (Ketua Syuriah PWNU Jateng dan Pengasuh Ponpes al-Hikmah Benda Sirampog Brebes).
Dalam kata sambutannya Rektor mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan Gubernur kepada IAIN, mulai dari pengembangan laboratorium falak, psikoterapi, MIPA, production house, sampai pada laboratorium bahasa lebih canggih yang sebentar lagi akan diresmikan penggunaannya. Rektor juga berharap jalinan komunikasi ini tidak akan terputus antara pemprov dengan IAIN. Karena dalam membangun terutama peningkatan SDM perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, tegasnya sambil melirik ke Wakil Gubernur.
Gubernur yang diwakili Wagub juga mengharap agar IAIN dapat memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan pemerintah propinsi Jawa Tengah untuk peningkatan dan pengembangan pendidikan di IAIN. Dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti.
Sementara itu, KH. Masruri Mughni menyampaikan arti penting maulid dengan melakukan dan berbuat baik (beramal shaleh) untuk bekal di kemudian hari. Kiai dari Brebes ini tidak berbicara konservatif, melainkan mengambil contoh-contoh tindakan atau perbuatan umat yang beraneka ragam. Di sebuah lingkungan kecil, terdapat seorang pembersih sampah, namun ia tidak merasa rendah dan dilakukan dengan ikhlas. Suatu hari ia tidak dapat bekerja, sehingga akhirnya sampah menumpuk dan berbau tidak sedap. Segenap warga menanyakan siapa orang yang setiap hari mengambil sampah-sampah itu? Dimanakah dia berada? Ternyata ia sedang sakit dan tidak dapat melakukan tugas itu. Warga bersimpati setelah mengetahui bahwa ia rela membersihkan lingkungan itu ikhlas karena Allah SWT. Akhirnya warga yang belum menganut Islam, serta merta mengucap syahadat dan masuk Islam.
Dari cerita ini memberikan i'tibar bahwa kita harus selalu meniatkan dengan ikhlas karena Allah, segala tindakan dan perbuatan kita. Karena dengan keikhlasan ini akan didapati sebuah maziyah atau keistimewaan yang kita tidak akan pernah tahu. Lihat saja seorang tukang sapu dapat mengislamkan lingkungannnya. Bagaimana dengan kita? Tentunya kita harus melakukan sesuatu yang baik dengan niat baik, agar apa yang menjadi tujuan hidup kita dapat terwujud. Sehingga bencana, musibah dapat terhindarkan.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home