Friday, September 14, 2007

MASUKLAH DALAM UNIVERSITAS RAMADHAN

HUMASWALISONGO.
Mengapa Tuhan memerintahkan kepada hambanya untuk menjalankan ibadah puasa?
Pertama : untuk mendidik jiwa supaya khasyah kepada Tuhan. Orang yang berpuasa tidak akan makan dan minum di siang hari, meskipun sendirian di dalam kamar, tidak dilihat orang. Mengapa demikian? karena kapan dan dimanapun selalu merasa diawasi oleh Allah. Selama bulan puasa manusia berada dalam Universitas Pendidikan Tuhan, sehingga banyak kuliah-kuliah di bulan ini. Ada kuliah subuh, dhuhur dan kuliah menjelang buka puasa.
Kedua: untuk memenej syahwat atau emosi, sehingga orang yang berpuasa tidak serakah, menjadi orang yang stabil emosinya. Rasul Muhammad bersabda:"Bulan Ramadhan adalan bulan kesabaran, barang siapa bersabar, maka pahalanya Syurga." Puasa juga dapat menjadi perisai kemaksiatan. Ada anak muda yang ingin menuruti syahwatnya segera menikah, tetapi tidak memiliki ongkos, Nabi berpesan kepada pemuda tersebut, "berpuasalah! karena berpuasa dapat menjadi periasai bagi kamu".
Ketiga: untuk mempertajam rasa. Siapapun orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga, lebih-lebih orang kaya. Sehingga lewat puasa ini orang kaya akan mau memberikan kelebihan hartanya untuk orang miskin agar mereka tidak merasakan kelaparan.
Keempat:untuk mengembalikan kedisiplinan dalam kehidupan. Orang yang berpuasa selalu disiplin, utamanya saat berbuka puasa. Jika orang Islam dapat mengimplementasikan puasa dalam kehidupan sehari-hari,maka mereka akan menjadi orang sukses. Kelemahan umat muslim selama ini, tidak mampu untuk berdisilin, terutama disiplin waktu.
Kelima: untuk memperbarui performen. Bulan Ramadhan adalan bulan pertapaan.Laksana ulat yang bertapa menjadi kepompong, yang pada akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah.Selamt menunaikan ibadah puasa semoga dapat mengambil hikmahnya. Amin

Wednesday, September 05, 2007

ETIKA: SEBUAH KETERASINGAN

HUMASWALISONGO. Arus informasi dan globalisasi semakin tak terbatas oleh ruang dan waktu. Di sudut-sudut rumah, kantor, tempat umum sudah tidak lagi menjadi batasan untuk memasukkan ide, gagasan atau bahkan infiltrasi untuk mengajak seseorang bertindak atau melakukan sesuatu. Yang perlu kita waspadai adalah tidak selamanya pelaku atau sumber informasi itu mempunyai niatan atau komitmen membangun konsep kemanusiaan yang beradab. Justru tidak sedikit informasi yang notabene tidak bermanfaat. Salah satunya adalah pembentukan sikap pada seseorang yang sudah mengalami penurunan. Konsep ramah, tasamuh dan nilai-nilai kesopanan sudah tidak lagi diusung diatas segalanya. Etika hanya berada dipojok atau sudut rumah yang tidak mempunyai arti. Orang sudah tidak lagi peduli dengan etika. Benarkah demikian? Humas IAIN Walisongo melihat fenomena ini berupaya menjadi lilin di tengah kegelapan. Yakni dengan melakukan bagian kecil untuk mengembalikan supremasi etika di tengah masyarakat. Apa yang akan dilakukan Humas? Workshop kehumasan dan keprotokolan yang berorientasi pada implementasi nilai-nilai akhlak atau beretika dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, kantor dan di tempat umum lainnya. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada 10-12 September ini diikuti oleh 30 peserta dari berbagai unit di lingkungan IAIN Walisongo.
Risma Kusumanendra, S.IP. (Kapilawastu Yogyakarta) salah satu pakar yang akan mengisi kegiatan itu. Disamping itu praktisi keprotokolan yang berasal dari Biro Umum bagian Keprotokolan Dwi Sutriani, SH ikut meramaikan acara. Tidak ketinggalan Drs. H. Agus Fathudin (Tokoh wartawan sekaligus pengurus NU Wilayah Jawa Tengah) akan memberikan kiat-kiat menulis berita yang baik, aktual akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Disamping itu pula Prof. Dr. H. Abdul Djamil, Drs. H.M. Nafis MA, Drs. H. Najahan Musyafak, M.A., Drs. H. Satriyan Abd. Rahman dari internal IAIN yang akan menyampaikan berbagai tema keunggulan. Sementara untuk pengetahuan fotografi akan disampaikan oleh M. Fadli, praktisi fotografi.